Home » » MATEMATIKA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

MATEMATIKA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

Written By Gema Private Solution on Saturday, August 16, 2014 | 11:46 PM


Oleh : Bambang Hidayat
Problematika yang sedang dihadapi bangsa Indonesia adalah merosotnya moralitas. Seolah dunia pendidikan kita tak mampu menjawab tuntutan & tantangan jaman.  Pendidikan berkaitan erat dengan sekolah dan perguruan tinggi. Jika dilihat dari kuantitas lulusan sekolah dan perguruan tinggi maka kita tidaklah kalah dengan negara-negara lain. Coba bayangkan hampir setiap tahun universitas menelurkan sarjana-sarjana muda dari berbagai disiplin ilmu. Namun, setelah mereka menduduki jabatan atau amanah di berbagai instansi baik itu pemerintahan maupun non-pemerintahan ternyata mereka kehilangan idelisme sebagai manusia yang berbudi pekerti luhur. Kesuksesan pendidikan tidak hanya dinilai dari majunya teknologi dari hasil olah ilmu pengetahuan.Namun juga, ditandai dengan kehidupan yang bersih dari kata korupsi, kolusi dan nepotisme. Jika para sarjana kita telah kehilangan jati dirinya berarti negera ini telah berada diambang kehancuran. Maka sebelum semuanya terlambat dan menimbulkan penyesalan yang berkepanjangan,  sudah seharusnya kita benahi diri kita guna mewujudkan bangsa yang berkarakter luhur. Disadari atau tidak, ternyata matematika mengajari tentang sifat-sifat mulia seperti : konsisten (Istiqomah), jujur (Siddiq), dapat dipercaya (Amanah) dan kreatif.

1.      Konsisten (Istiqomah)
Konsisten berarti teguh pendirian. Konsisten pula dapat diartikan berjalan di atas hukum yang telah disepakati bersama. Bukan malah mengubah hukum untuk kepentingan dan keuntungan individual atau golongannya sendiri. Matematika sudah jelas mengajarkan sifat konsisten ini, sebagai contoh sederhana dalam penulisan notasi.  Jika sejak awal kita menggunakan simbol p dan q untuk menotasikan proposisi 1 dan proposisi 2 maka dalam penulisan selanjutnya harus tetap sama (tidak boleh berubah).

2.      Jujur (Siddiq) dan Amanah
Bagaimana matematika mengajarkan sifat jujur kepada manusia, sebagai contoh Budi mengatakan kepada Anto bahwa “0,131313... adalah bilangan rasional”. Tentu Budi sudah membuktikan terlebih dulu bahwa memang 0,131313... adalah bilangan rasional sebelum dia mengatakannya kepada Anto. Sebab, jika tidak maka Budi dapat dikatakan membual atau dusta. 

3.      Kreatif
Dalam matematika seringkali kita diminta untuk berpikir kreatif dalam menyelesaikan suatu masalah. Misalnya dalam mencari akar-akar persamaan kuadrat : x^2+4*x+1=0. Untuk mencari akar-akarnya kita harus mengetahui terlebih dahulu apakah akar-akarnya sama dan real, atau akar-akarnya beda dan real ataukah akar-akarnya imajiner, gunakan rumus determinan (D=b^2-4*a*b=0 (sama & real), D= b^2-4*a*b>0 (beda dan real), D= b^2-4*a*b<0 (imajiner).
 Semoga bermanfaat dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Amin yaa Rabb ...

Rujukan :
Manfaat, Budi.2010. Membumikan Matematika : dari kampus ke kampung.Eduvision Publishing:Cirebon.
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Postingan Terpopuler

×

Powered By Facebook and Get This Widget

Bagaimana pendapat mu tentang blog ini ?

Powered by Blogger.
 
Support : Aritmatika '10 | Len Phi | Indonesia Belajar
Copyright © 2013. Gema Private Solution - All Rights Reserved
Published by Dayat Super