Oleh
: Bambang Hidayat
Sepakatkah kita jika
bersama-sama mengatakan bahwa matematika tidak berhubungan dengan keadaan yang
benar-benar nyata, melainkan semata-mata dengan pengandaian dari bend
a-benda.
Dengan demikian, matematika adalah ilmu yang bersifat abstrak. Sebagai contoh
sederhana, misalnya kita sedang memperbincangkan tentang (x+y)^2 = x^2 +2xy+y^2
kita tidak akan pernah mengetahui apa isi dari x dan y, x dan y hanya dapat
kita katakan sebagai simbol dari kuantitas. Selanjutnya, dalam melakukan
langkah-langkah pengerjaannya kita berpatokan pada aksioma atau postulat.
Aksioma atau postulat itu adalah pernyataan yang tidak perlu dibuktikan dengan
kata lain asas-asas dasar sebagai hasil kesepakatan.
Sebagai
ilmu deduktif, hal yang sangat utama dalam matematika bukanlah hasil sasaran-
sasarannya melainkan metode logika atau metode pembuatan kesimpulan yang
dipakai. Menurut Morris Kline :
“Yang paling utama dalam matematika adalah metode pembuktian yang
dikenal sebagai pemikiran berdasarkan postulat. Yang terdiri atas merumuskan
secara seksama definisi-definisi tentang pengertian-pengertian yang akan dibahas
dan menyebutkan secara tegas.”
Pembuatan
kesimpulan yang demikian disebut dengan penalaran deduktif. Dengan lebih
jelasnya, penalaran deduktif adalah penalaran dari pernyataan-pernyataan yang
umum ke pernyataan-pernyataan khusus. Kata kuncunya “ UMUM ke KHUSUS”.
Sumber Pustaka :
1.
Mengenal Aljabar karangan Ratna Sari
Utami, Yogyakarta : Citra Aji Parama.
2.
Pengantar Aljabar karangan Eko Prasetyo
Dharmawan, Jakarta : Prestasi Pustaka Karya.
3.
Filsafat Matematika karangan The Liang
Gie, Yogyakarta : PUBIB.
0 comments:
Post a Comment