Salah
satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) adalah lulus ujian
skripsi atau sidang akhir. Biasanya kita diuji oleh empat orang dosen penguji.
Pada saat ujian skripsi berlangsung, tak jarang kita dibuat kikuk alias tak
dapat bicara oleh pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan dosen-dosen penguji.
Sebenarnya faktor yang menyebabkan kita kikuk atau mulut terkunci, ada dua
secara umum, yaitu tidak menguasai isi skripsi dan grogi alias demam panggung.
Menurut hemat saya, dari dua faktor itu yang paling besar pengaruhnya adalah
grogi. Karena, banyak mahasiswa yang telah benar-benar menguasai isi skripsinya
namun pada saat ujian dia jadi kikuk (mulut terbungkam). Berdasarkan pengalaman
di lapangan, ada mahasiswa yang ditanya mulai dari judulnya sampai kesimpulan
skripsinya dia tak dapat menjawab, tak ada sepatah kata pun yang terdengar dari
mulutnya. Padahal, sebelumnya judul itu sangat fasih dia utarakan. Jika kita
percaya bahwa tak ada permasalah tanpa solusi maka itu tak akan pernah terjadi.
Logikanya adalah membangun mental atau rasa percaya diri lebih penting dari
aspek kognitif (pengetahuan). Skripsi itu adalah kita yang membuatnya, mulai
dari halaman judul sampai riwayat hidup semuanya hasil dari coretan pena kita
sendiri. Lantas, masih adakah alasan yang membuat kita harus grogi alias kikuk
? Kecuali sebaliknya, jika skripsi itu memang bukan hasil dari coretan pena
kita alias copas (copy-paste) atau dibuatkan oleh orang lain. Anutlah konsep
percaya diri bahwa “seribu orang tidak percaya pada kemampuan mu itu tak jadi masalah tapi
jika kita tidak percaya dengan kemampuan kita sendiri itu baru bencana”.
Biasanya
setiap skripsi keguruan dan ilmu pendidikan terdapat materi ajar beserta
soal-soal yang diajarkan saat melakukan penelitian, ini merupakan hal penting
yang mesti dikuasai. Dari 15 indikator yang dinilai oleh dosen penguji, salah
satunya adalah indikator penguasaan materi ajar. Dosen akan memberikan soal
terkait materi ajar, untuk prodi pendidikan matematika tentu
soal-soalnya adalah soal matematika sesuai materi ajar yang diajarkan di kelas
tempat kita meneliti. Seperti teman saya yang mengajarkan materi Matriks di
kelas X, mendapatkan soal sebagai berikut :
Bagaimana?
Dapatkah sobat blogger menentukan berapa hasil dari perkalian dua matriks di
atas? Apakah kebanyakan dari kita akan memberikan jawaban sebagai berikut :
Jika
demikian seperti halnya jawaban di atas maka berikan alasannya? Ada yang tahu
alasannya, silahkan berikan komentarmu. Adapun yang memiliki jawaban berbeda
dengan jawaban di atas, sekali lagi berikan/tinggalkan komentar anda.
0 comments:
Post a Comment