Home » » Sarjana Kompetitif

Sarjana Kompetitif

Written By Gema Private Solution on Sunday, March 22, 2015 | 5:06 AM


Oleh : Bambang Hidayat

Apa itu “sarjana kompetitif ” ? Nah loe...  sarjana muda, tua, maupun lama pokoknya untuk seluruh sarjana di negara ini, tahu nggak apa itu sarjana kompetitif? Coba pikir! Normalnya untuk mendapatkan gelar sarjana harus menempuh pendidikan selama 16 tahun, SD selama 6 tahun, SMP dan SMA juga 6 tahun, ditambah lagi pendidikan di tingkat perguruan tinggi selama 4 tahun (S.1). Gelar sarjana bukanlah gelar main-main atau abal-abal, butuh pengorbanan yang tak sedikit untuk mendapatkannya. Mulai dari korban perasaan, korban tenaga, korban pikiran ditambah lagi korban finansial yang jumlahnya tidaklah sedikit. Semua itu kita persembahkan untuk kedua orang tua, sosok yang tak kan pernah terhitung jasa-jasanya dalam hidup kita. Mereka ikhlas memeras keringat, banting-tulang, ngutang sana-sini, rela tak makan enak hanya untuk membiayai pendidikan anaknya tercinta diperantauan. Pernah nggak loe bayangin betapa besar pengorbanan mereka buat kita? Dalam doa-doa mereka di sepertiga malam tak jarang nama mu disebutnya lebih lama dan penuh hikmat. Namun, apa yang sering terjadi? Faktanya dan sungguh sangat miris, semua pengorbanan itu terbuang sia-sia, uang yang dikirim habis untuk hura-hura. Begitu banyak hura-hura yang kita lakukan seolah menjadi hal biasa tanpa dosa. Uang itu habis untuk membeli rokok yang katanya untuk membeli buku, uang itu habis untuk membiayai pacar yang katanya untuk membayar SPP, uang itu habis untuk membeli baju atau fashion semata biar terlihat trendi dan nggak ketinggalan zaman. Intinya kita menghabiskan uang kiriman orang tua tidak pada tempatnya. Belum sarjana saja dosa-dosa kita sudah begitu banyak. Marilah kita menginsyafi dosa-dosa ini kawan, setiap apa yang kita lakukan akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Jadilah sosok anak dan manusia yang berbakti kepada kedua orang tua, ingat rido ilahi tergantung pada rido kedua orang tua. 

Jadilah anak yang membanggakan kedua orang tua serta dapat memberikan sumbangsi bagi masyarakat, bangsa dan negara. Mumpung kedua orang tua masih memberikan dukungannya. Sebelum semua terlambat, jadikanlah waktu dan kesempatan untuk melesat. Raihlah gelar sarjana mu, sebelum baju pengantin mu ... (hehehehe ...).  Jadikanlah kampus sebagai wadah untuk menuntut ilmu sebaik-baiknya. Saat di pondokan atau kos-kosan jangan buang-buang waktu. Belajar dan belajarlah sebaik mungkin. Gunakan waktu untuk menggali seluruh potensi yang Tuhan berikan. Teman terbaik seorang mahasiswa adalah buku. Perbanyak diskusi dan kunjungi majelis ilmu di setiap kesempatan. Optimalkan perpustakaan yang ada di kampus. Perlu disadari bahwa jalan para penuntut ilmu adalah jalan yang sunyi, senyap dan sepi (3S). Namun, hasilnya menggembirakan. Yakinlah apa yang kita lakukan saat ini akan berimbas pada masa depan kita. Oleh karena itu, jangan buang-buang waktu kita untuk hal-hal yang sama sekali tak berguna. Efisiensikan waktu untuk berprestasi agar tidak basi di kemudian hari. Hidup cuma sekali, jadilah pribadi yang mumpuni. Ikuti perkuliahan sesuai prosedur di kampus, datang tepat waktu, terlibat aktif selama proses pembelajaran berlangsung, jadilah yang terbaik di setiap kesempatan. Tunjukkan bahwa kita adalah mahasiswa yang unggul, cakap, dan berakhlak mulia. Mampu mengolah waktu dengan baik adalah ciri mahasiswa kompetitif sekaligus sarjana kompetitif di kemudian hari. Saat kuliah, saat menjadi mahasiswa, saat masih menuntut ilmu pergunakanlah dengan penuh kesadaran untuk membangun jiwa kompetitif. Bangsa yang besar adalah bangsa yang penuh kompetensi atau memiliki sarjana-sarjana kompetitif di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Tidak mudah untuk menjadi sarjana kompetitif. Kebiasaan kita waktu kuliah, saat menjadi mahasiswa akan membentuk pribadi kita setelah meraih gelar sarjana. Lalu sekarang muncul pertanyaan, sarjana seperti apakah kita? Silahkan saudara-saudari ku merenunginya sendiri. Jejak rekam hidup kita, hanya kita yang tahu, bukan orang lain. Sarjana kompetitif merupakan gambaran sosok yang paripurna, memiliki kompetensi yang unggul, bijak, cakap dan berakhlak mulia. Sosok ini dapat digambarkan sebagai pribadi yang visioner. Time is study, time is pray, time is money (3T). Sosok sarjana kompetitif sangat langka namun bukan berarti tidak ada. 

Dikatakan langka karena kuantitasnya masih sangat rendah. Implikasinya adalah begitu banyak pengangguran di negara ini. Dan anehnya lagi, pengangguran itu didominasi oleh para sarjana yang notabene disebut sebagai masyarakat berpendidikan. Sebagian masyarakat berpandangan bahwa banyaknya pengangguran akibat mutu pendidikan yang rendah. Namun, apakah semua itu harus kita “iyakan”? Belakangan memang ada benarnya bahwa mutu pendidikan yang diberikan kampus-kampus masih jauh dari yang diharapkan. Tapi, hal yang paling mendasar dan menyangkut eksistensi kita sebagai manusia adalah “tekad”. Tanpa modal tekad atau kesungguhan yang kuat dalam kondisi apapun tentu tak akan memberikan dampak yang berarti. Mungkin fasilitas yang dimiliki kampus sangat lengkap, memiliki perpustakaan, ada lab komputer, memiliki ruang diskusi yang baik. Namun, mahasiswa yang kuliah di kampus itu tidak memiliki tekad untuk menjadi manusia kompetitif, maka semua fasilitas yang ada terhitung percuma. Menjadi maju itu masalah manusianya, mau maju atau tidak? Sungguh ironis jika kita hanya melihat dari satu sisi. Agar bangsa kita maju dan terbebas dari penjajahan, maka sudah sepatutnya permasalahan yang menyangkut kompentensi keluaran universitas menjadi sorotan. Siapa yang ingin maju? Tentu manusianya. Manusia yang memiliki gelar sarjana (bukan sekedar gelar pajangan apalagi gelar abal-abal) akan memberikan konstribusi yang besar bagi kemajuan bangsa dan negaranya. Sarjana kompetitif adalah sarjana yang membuat perubahan, tidak pasif tapi dinamis, tidak menunggu disuapi, penuh sumbangsi, penuh ide yang konstruktif, tidak sekadar ngomong belaka tapi penuh dengan aksi nyata, dan taat norma serta hukum negara.  Jadilah sarjana kompetitif yang akan menuai cinta dari masyarakat, bangsa dan negara.     

Semoga bermanfaat ... Jangan lupa komen-nya dan sering-sering berkunjung ya ...!!!

Share this article :
Comments
1 Comments

1 comments:

  1. I like your work and efforts .Cool you inscribe, the info is really salubrious further fascinating, I'll give you a connect to my scene. dslrbooth crack

    ReplyDelete

Postingan Terpopuler

×

Powered By Facebook and Get This Widget

Bagaimana pendapat mu tentang blog ini ?

Powered by Blogger.
 
Support : Aritmatika '10 | Len Phi | Indonesia Belajar
Copyright © 2013. Gema Private Solution - All Rights Reserved
Published by Dayat Super