Oleh : Admin Gema
Assalamualaikum,
piye kabare??? Semoga rahmat dan ridho-Nya senantiasa tercurahkan kepada kita
sekalian. Amin, Ya Rabb ...
Berbicara
tentang manusia tentu bukan hal yang mudah walaupun demikian usaha untuk
mempelajari dan memahami dirinya senantiasa tak akan berhenti dilakukan oleh
manusia hingga maut menjemputnya.
Manusia dan pendidikan tak dapat dipisahkan seperti dua sisi mata uang yang
menyatu. Manusia adalah sasaran
pendidikan. Dan pendidikan adalah proses yang dilalui manusia untuk
menumbuhkembangkan segala potensi dirinya hingga menjadi manusia yang
sempurna/sejati. Pendidikan juga dapat dipandang sebagai proses memanusiakan
manusia. Dalam proses yang tidak singkat itu, dibutuhkan peran seorang
pendidik. Pendidik menjalankan tugasnya sebagai penunjuk jalan menuju kebenaran
yang hakiki bagi peserta didik. Agar pendidik dapat menjalankan tugasnya maka
diperlukan pemahaman yang utuh tentang sifat hakikat manusia. Sifat hakikat
manusia adalah karakteristik yang membedakan manusia dengan hewan secara
prinsipil bukan gradual/rekayasa. Tujuannya ialah agar pendidik memiliki peta
konsep yang menjadi pedoman dalam berinteraksi dengan peserta didik. Sehingga,
dapat terhindar dari interaksi edukatif yang bersifat patologis (tidak sehat).
Darwin
mengatakan bahwa hakikat manusia itu merupakan hasil evolusi dari primata/kera.
Hingga akhirnya teori evolusi darwin ini runtuh tak berdaya seperti sapi
ompong. Beda lagi dengan apa yang dikatakan Socrates bahwa manusia adalah zoon
politicon (hewan yang bermasyarakat). Pandang-pandang seperti itu lumrah bila
kita melihat hanya dari segi biologis dan fisiologis semata. Manusia itu bukan
hewan dan hewan bukan manusia. Keduanya secara substantif sangat jauh berbeda
melebihi jarak langit dan bumi. Perbedaan ini bukan bersifat gradual atau hasil
rekayasa melainkan dilihat dari karakteristik manusia yang sungguh tidak
dimiliki oleh hewan, yaitu : kemampuan menyadari diri, kemampuan bereksistensi,
pemilikan kata hati, moral, kemampuan bertanggung jawab, kemerdekaan/kebebasan,
memiliki kewajiaban dan hak serta kemampuan menghayati kebahagiaan.
Pendidikan
memandang manusia sebagai tujuan akhir dalam pemuliaan manusia melalui
optimalisasi segala potensi yang dimiliki manusia itu sendiri hingga menjadi
sempurna. Atau dalam hal ini pendidikan juga berperan dalam mengangkat harkat
dan martabat manusia. Pendidikan tak dapat jauh dari diri manusia mulai dari buaian
ibu hingga liang lahat.
Sumber :
Shene,
H.G..1984. Arti Pendidikan Bagi Masa
Depan. Jakarta: Pustekom, Dikbud; CV Rajawali.
Drijarkara.
1970. Percikan Filsafat. Yogyakarta:
Kanisius.
0 comments:
Post a Comment